Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon Salah Satunya Pon Pes Assalafie

Pesantren Babakan - Siapa sih yang tidak tahu pondok pesantren babakan ciwaringin cirebon ini, tentunya namanya tidak abnormal lagi bagi masyarakat jawa barat khususnya di wilayah cirebon indramayu dan majalengka sekitarnya. Pusat pengajaran agama islam yang sudah populer semenjak dahulu ini, kini telah menjadi beberapa pondok pesantren modern maupun salaf, Tentunya perkembangan zaman yang sudah berubah ubah, maka pondok pesantren juga harus berinovasi dalam penyiaran agama islam di sekitarnya. Berbicara perihal pondok pesantren ini tentunya kita juga harus mengetahui asal seruan atau sejarah dari terbentuknya beberapa pondok pesantren yang ada di babakan ini yang pada artikel aku kemaren kurang lebih total ada 30 lebih pesantren yang ada di sana, salah satunya yaitu pondok pesantren Assalafie yang hingga kini masih banyak sekali santri yang menimba ilmu disana.
 Siapa sih yang tidak tahu pondok pesantren babakan ciwaringin cirebon ini Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon Salah Satunya Pon Pes Assalafie


Lalu mengenai sejarah yang berkembang si masyarakat perihal siapakah yang pertama kali menemukan atau istilah dalam bahasa jawanya mbabad pondok pesantren babakan yang kini sangat ramai sekali, Tentunya sosok yang bukan sembarang orang yang bisa membabad pesantren ini, sebab berdasarkan sejarah yang ada, wilayah babakan ciwaringin ini dulunya memang sebuah bantalan dan sangat tidak terurus sekali, dan di daerah itu pula sudah terjajah oleh kolonial belanda pada masa itu.

Baca Juga : Alternatif Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin

Itulah kenapa pada awal goresan pena kami ini berfokus pada sejarah terlebih dahulu, sebelum berfokus pada judul diatas yang membahas perihal salah satu pondok pesantren yang ada di babakan ciwaringin ini yaitu pon pes assalafie. Menurut sejarah seseorang yang berhasil atau pertama kali menempati pondok pesantren babakan ini yaitu kiyai jatira pada tahun 1127 H atau 1705 M, ia juga termasuk keturunan dari keraton cirebon orisinil dari plumbon. Sebenarnya nama orisinil dari kiyai jatira yaitu K.H. Hasanudin, Dia di kenal oleh masyarakat sebagai pejuang agama islam yang bersahabat dengan masyarakat sekitar, dia tidak begitu suka dengan sentra keramaian yang pada alhasil membabad hutan yang selanjutnya diberi nama pondok pesantren babakan. Awal mulanya pondok pesantren babakan ini hanya sebuah musola kecil sebagai sentra syiar agama islam disana, namun semakin kesini semakin ramai saja penduduk sekitar yang ingin faham soal agama islam, maka alhasil dibangunlah pondok gede raudlatut tholibin. itulah pondok pesantren yang tertua dari beberapa pondok pesantren yang ada di babakan ciwaringin cirebon sekarang, termasuk juga pondok pesantren assalafie.

Mulai lah kita berfokus pada pondok pesantren assalafie yang disebutkan diatas, dimana pendiri utamanya yaitu seorang kiyai yang kharismatik sekali, ia K.H. Saerozie.

1.     Sejarah Pondok Assalafie

 

Berdiri pada tahun 1960 yang pertama kali didirikan oleh ia K.H. Syaerozie seorang kiyai karismatik pada waktu itu melihat kondisi dan keadaan yang fundamental dari kewajiban sebagai umat yang mengerti akan agama islam, namun di sekitarnya belum begitu paham perihal agama islam, terlebih lagi pendirianya yang sangat besar lengan berkuasa untuk bisa dari sekelompok insan dari kalangan umat islam yang benar benar mendalami ilmu agama. Dengan demikian pon pes assalafie ini merupakan pemekaran pesantren yang dulunya cuma ada satu yang di dirikan oleh kiyai jatira.

2.     Perjalanan Hidup K.H. Syaerozie

 

Tentunya perjalanan hidup seseorang akan berbeda beda dari satu orang dengan orang lainya, seseorang yang dari keturunan kiyai biasanya kental sekali nuansa islamiyahnya, begitu juga kiyai syaerozie ini, ia yaitu putra dari K.H. Abdurrohim dan NY. Hj.khoeriyah lahir pada tanggal 10 maret 1935 di kalisapu, sebetulnya bersahabat sekali dengan makam sunan gunung jati.

Beliau yaitu anak kedua dari delapan bersaudara yang dikenal oleh masyarakat sebagai tokoh pemuka agama di tempat tinggalnya, Dimasa kecilnya ia boleh dibilang cukup cerdas sebab pada umur sekitar 14 tahun sudah hafal alfiyah ibnu malik nadhom yang populer itu, dan pelajaran itu dia tempuh lewat berguru dengan ayahnya saja.

Perjalanan ia menimba ilmu yang tentunya diharuskan bagi anaknya seorang kiyai di awalai mesantren di pondok pesantren babakan ciwaringin cirebon, memang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya, Namun kegigihan dan semangat belajarnya ini yang membuatnya berbeda dengan santri santri lainya. Setelah dirasa kurang puas dengan ilmu yang ia dapatkan, alhasil pindah untuk melanjutkan perjalananya menimba ilmu agama di pondok pesantren lasem jawa tengah, mungkin di sini ia keadaanya sangat prihatin sekali, pasalnya bekal yang ia miliki terbilang sangat minim sekali, namun ya santri itu orangnya nerimaan kata orang jawa mah begitu, jadi seberapa pun bekal yang ada niscaya akan cukup cukup saja. Beliau kurang lebih 5 tahun menimba ilmu di sini, sehingga pengalamanya akan ilmu agama sudah tidak diragukan lagi, namun yah begitu jikalau orang yang haus akan ilmu niscaya akan berlanjut ke pesantren berikutnya.

Baca Juga : Inilah Sejarah Lengkap Desa Cemeti Titisan Sultan Hasanudin

Setelah lima tahun mondok di sini, alhasil ia melanjutkan lagi mesantren di sarang jawa tengah. Disini ia sudah mulai kelihatan sifat tawaddu, sabar, dan bahagia bergaul, ya pokoknya hal hal yang menciptakan orang lain bahagia deh begitu. Dengan ilmu yang sudah ia miliki ini alhasil perjalanan mesantren ia di sudahi, ia pulang dan pribadi diambil matu oleh ia K.H. Abdul Hanan babakan ciwaringin dengan putrinya berjulukan Ny. Hj. Tasmi'ah, Nah disinilah ia mulai memperlihatkan keilmuanya untuk membantu mertuanya mengajarkan agama islam di pesantrenya.

3. Mendirikan Pesantren Assalafie

 

Setelah beberapa tahun membantu mengajarkan agama islam di madrasah al hikamus salafiyah yang kini masih tetap eksis menampung jutaan santri di babakan ciwaringin, alhasil melalui dorongan dari putra pertama dari K.H. Abdul Hanan untuk pendirikan pondok pesantren sendiri.

Nah dari sinilah sudah mulai terbentuk pondok pesantren assalafie yang tanahnya sanggup wakaf dari kiyai solihin pada tahun 1965 dan dibantu dari beberapa gemar memberi diantaranya adalah
  •    Bapak Nasuha dari majalengka
  •    K.H Nasuha dari dukujati indramayu+
  •    K.H. Sanusie dari cirebon
Yang pada alhasil berdirilah sebuah pondok pesantren assalafie yang bisa menampung santri sebanyak 1000 santri. Angka yang sungguh fantastis bisa menampung ribuan santri dalam kurun waktu yang tidak begitu lama, inilah kehebatan dari seorang kiyai kharismatik yang dengan nrimo mengabdikan hidupnya demi kemajuan umat, sesuatu yang tidak di duga duga akan hal ini, barakallah.

Layaknya sebuah pondok pesantren tentunya sangat kental sekali dengan ilmu ilmu keagamaanya yang sangat di tonjolkan, tentunya dalam hal ini metode salafnya, dalam hal ini tujuan utama dari pendirian pondok pesantren ini yaitu untuk menegakan dan mensyiarkan agama islam, adapun tujuan lainya yaitu mencetak generasi muda yang bisa dan mumpuni dalam
  •    Memperjuangkan nilai nilai salaf yang sangat kental sekali dengan dunia pesantren
  •    Melestarikan dan membudayakan keilmuan salaf
  •    Menciptakan kader muda yang siap dalam segala hal
Kurang lebih begitulah pesan ia kepada para santrinya untuk selalu di ingat dan diamalkan dimanapun keberadaanya.

4.     Perkembangan Pondok Assalafie

 

Semakin tahun semakin banyak saja santri yang menimba ilmu di sini, tentunya kuota dan sarana harus di sesuaikan, aneka macam pembangunan untuk menampung para santri tentunya harus di perhatikan, sehingga dibangunlah beberapa gedung perhiasan untuk bisa menampung para santrinya. Seiring dengan banyaknya santri yang ada tentunya proses berguru engajar juga sangatlah penting untuk diperhatikan di sini, pondok pesantren assalafie terbagi menjadi dua yaitu pondok putra assalafie dan pondok putri assalafiat.

Baca Juga : Zahffa Band Balasyik Menerima Undangan Hajatan Apapun Di Indramayu/Cirebon

Singkat dongeng ia kiyai syaerozie wafat pada hari rabu tanggal 10 juli 2000, dan untuk kepemimpinan pesantren assalafie ini siteruskan oleh anak anaknya yang juga sudah matang soal ilmu agamanya, diantara anaknya yang ikut memegang pesantren ini yaitu :
  1.      K.H. Azka Hammam
  2.      K.H. Yasyif Maemun
  3.      K.H. Mufidz Dahlan
  4.      K.H. Luqman Hakiem
  5.      K.H. Aziz Hakim
  6.      K.H. Abdul Muiz
  7.      K.H. Arwani
Dan segenap santri yang ikut membantu proses berguru mengajar di pondok pesantren assalafie. Itulah isi dari goresan pena artikel kami pada kesempatan kali ini, agar bermanfaat dan Terimakasih.
Sumber https://leptopmurahindramayu.blogspot.com/