Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Hadits Ihwal Munafik Beserta Artinya Lengkap

Kali ini aka dishare kumpulan hadits perihal munafik lengkap dalam goresan pena bahasa arab dan artinya. Hendaknya kita memahami dalil orang munafik menyerupai yang tercantum dalam hadist Nabi Muhammad SAW, hal ini supaya kita terhindar dari sifat munafiq yang akan menjerumuskan kita ke dalam api neraka.

Secara umumnya Munafik sanggup diartikan sebagai orang yang lahirnya beriman padahal hatinya kufur. Nifaq atau kemunafikan ialah suatu sifat yang ada di dalam hati insan dan tidak sanggup diketahui oleh orang lain. Hanya orang yang terserang sifat munafik sendirilah yang sanggup mengobati dan mengetahuinya

Kaprikornus kemunafikan ialah seseorang yang memperlihatkan jati dirinya sebagai seorang Muslim yang benar keislaman dan keimanannya, tetapi dalam hatinya ialah sebaliknya. Orang munafik itu hakikatnya ialah orang yang memusuhi Agama Islam, menghalang-halangi perkembangan dan kemajuan Islam, tidak ridha dengan kesuksesan dan keluhuran Islam dan dengan segala daya-upaya berusaha hendak mematikan Agama Islam.

Munafik ini ialah sifat yang hinda dan jangan hingga ada dalam diri kita dan kaum muslimin yang beriman. Hukuman bagi orang munafik ini ialah diancam dengan api neraka yang mana azab dan siksanya sangatlah pedih.

Banyak sekali dalil dalil baik ayat suci Al-Quran maupun hadits perihal munafik yang menjelaskan bagaimana tanda dan ciri ciri orang munafik berdasarkan islam, kemudian bagaimana bahaya hukumannya dan banyak lagi. Dalam salah satu ayat Al Quran, ALLAH SWT berfirman sebagai berikut,

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Artinya:Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kau sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.(QS An Nisa ayat 145)

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ , اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ

Artinya : Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". Allah akan (membalas) ejekan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.(QS Al Baqarah ayat 14-15)

Melihat ayat ditas, maka jelaslah bahwa orang orang munafik itu tempatnya ada di neraka, mereka bermuka dua, suka berbohong, khianat, tidak amanah, perkataannya berubah ubah dan macam macam lagi cirinya. Hal berkaitan dengan ciri orang munafik ini tercantum dalam hadist hadits munafik yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.

Kali ini aka dishare kumpulan hadits perihal munafik lengkap dalam goresan pena bahasa arab dan Kumpulan Hadits Tentang Munafik Beserta Artinya Lengkap

Dan pribadi saja, simak berikut ini daftar kumpulan hadits perihal munafik yang shahih lengkap dalam goresan pena arab dan terjemahan bahasa Indonesianya.

Kumpulan Hadits Tentang Munafik Lengkap Bahasa Arab dan Artinya


آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Artinya :Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. bila berbicara ia berbohong, bila berjanji ia ingkar, dan bila dipercaya ia berkhianat. (HR Bukhari)

dalam riwayat lain,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ

“Tanda munafik itu ada tiga, walaupun orang tersebut puasa dan mengerjakan shalat, kemudian ia mengklaim dirinya muslim.” (HR. Muslim no. 59)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ

“Ada empat tanda, bila seseorang mempunyai empat tanda ini, maka ia disebut munafik sejati/tulen. Jika ia mempunyai salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan hingga ia meninggalkan sikap tersebut, yaitu: (1) bila diberi amanat, khianat; (2) bila berbicara, dusta; (3) bila menciptakan perjanjian, tidak dipenuhi; (4) bila berselisih, dia akan berbuat zalim.” (HR. Muslim no. 58)

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, sebab bekerjsama kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan bekerjsama kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, sebab bekerjsama dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari no. 6094 dan Muslim no. 2607)

أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ

“Tunaikanlah amanat pada orang yang memperlihatkan amanat padamu dan janganlah mengkhianati orang yang mengkhianatimu” (HR. Abu Daud no. 3535, Tirmidzi no. 1264 dann Ahmad 3: 414)

وقال ابنُ أبي مُلَيْكَة : أَدْرَكْتُ ثَلاَثِيْنَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – كُلُّهُمْ يَخَافُ النِّفَاقَ عَلَى نَفْسِهِ .

“Ibnu Abi Mulaikah pernah berkata: Aku telah mendapati 30 orang sobat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya khawatir pada dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari no. 36)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي عَوَانَةَ قَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ 
و حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ كِلَاهُمَا عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ هَمَّامٍ بَدَلَ الْمُنَافِقِ الْفَاجِرِ

Artinya : Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu 'anhu , ia berkata:Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran ialah menyerupai perumpamaan buah utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Alquran ialah menyerupai buah kurma, tidak ada baunya sama sekali namun rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran ialah menyerupai buah raihanah, baunya harum namun rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran ialah menyerupai buah peria, tidak ada baunya sama sekali dan rasanya pahit(HR Muslim).

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ سَهْلٍ التَّمِيمِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
أَنَّ رِجَالًا مِنْ الْمُنَافِقِينَ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانُوا إِذَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْغَزْوِ تَخَلَّفُوا عَنْهُ وَفَرِحُوا بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اعْتَذَرُوا إِلَيْهِ وَحَلَفُوا وَأَحَبُّوا أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَنَزَلَتْ
[ لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوْا وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنْ الْعَذَابِ ]

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu : ia berkata:Bahwa beberapa orang munafik pada masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam selalu tidak ikut serta bila Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pergi berperang. Mereka bergembira-ria dengan ketidakikutsertaan mereka bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Lalu apabila Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah kembali, mereka mengemukakan alasan kepada dia sambil bersumpah dan berharap mendapat kebanggaan dengan apa yang tidak mereka perbuat. Maka turunlah ayat: Janganlah sekali-kali kau menyangka, bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kau menyangka mereka akan terlepas dari siksa. (HR Muslim).

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَاََََ

Ditanyakan kepada Rasulullah Saw: “Apakah seorang mukmin sanggup menjadi penakut?” Beliau menjawab: ‘Ya.” Lalu ditanya lagi: “Apakah seorang mukmin sanggup menjadi bakhil?” Beliau menjawab: “Ya.” Lalu ditanyakan lagi: “Apakah seorang mukmin sanggup menjadi pembohong?” Beliau menjawab: “Tidak!” (HR. Malik dari Sofwan bin Sulaim dalam Al-Muwatha')

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَدْعُو الرَّجُلُ ابْنَ عَمِّهِ وَقَرِيبَهُ هَلُمَّ إِلَى الرَّخَاءِ هَلُمَّ إِلَى الرَّخَاءِ وَالْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَخْرُجُ مِنْهُمْ أَحَدٌ رَغْبَةً عَنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ فِيهَا خَيْرًا مِنْهُ أَلَا إِنَّ الْمَدِينَةَ كَالْكِيرِ تُخْرِجُ الْخَبِيثَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَنْفِيَ الْمَدِينَةُ شِرَارَهَا كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ

Artinya : Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu : ia berkata:Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Akan tiba suatu zaman di mana seorang lelaki mengajak saudara sepupunya atau kerabatnya yang lain: Marilah bersenang-senang! Marilah bersenang-senang! Padahal Madinah itu lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, setiap orang dari mereka yang meninggalkan Madinah sebab tidak menyukainya, maka Allah akan menggantikan dengan orang yang lebih baik daripadanya. Ketahuilah, bekerjsama Madinah itu menyerupai alat peniup api yang akan mengeluarkan segala yang kotor (orang kafir dan munafik). Kiamat tidak akan terjadi sebelum Madinah mengeluarkan orang-orang jahat yang berada di dalamnya menyerupai alat peniup api yang menyisihkan kotoran besi.(HR Muslim).

و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي مُعَاذُ بْنُ مُعَاذٍ ح و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ
يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فِي الْأَنْصَارِ لَا يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ وَلَا يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ مَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللَّهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللَّهُ
قَالَ شُعْبَةُ قُلْتُ لِعَدِيٍّ سَمِعْتَهُ مِنْ الْبَرَاءِ قَالَ إِيَّايَ حَدَّثَ

Hadis riwayat Barra' Radhiyallahu 'anhu , ia berkata:Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda perihal kaum Ansar: Yang menyayangi mereka hanyalah orang yang beriman dan yang membenci mereka hanyalah orang munafik. Barang siapa yang menyayangi mereka, maka Allah mencintainya. Dan Barang siapa yang membenci mereka, maka Allah membencinya. (HR Muslim)

Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra.: Bahwa Nabi saw. berangkat untuk berperang di bukit Uhud kemudian kembalilah sebagian dari mereka yang ikut bersama dia sehingga terpecahlah para pengikut Nabi saw. menjadi dua bagian. Sebagian mereka menyampaikan kita akan bunuh mereka dan sebagian lagi beropini tidak. Lalu turunlah ayat: Maka mengapa kau terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik.(HR Muslim)

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Di antara kami terdapat seorang lelaki dari Bani Najjar yang telah membaca surat Al-Baqarah dan surat Ali Imran serta pernah menjadi penulis wahyu Rasulullah saw. kemudian dia melarikan diri dan bergabung dengan Ahli Kitab yang menyanjung-nyanjungnya. Kata mereka: Orang ini pernah menjadi penulis wahyu Muhammad. Sehingga mereka pun terkagum dengannya. Tidak berapa usang berada di antara Ahli Kitab, Allah menimpakan tragedi kepada orang itu sehingga binasalah ia. Orang-orang Ahli Kitab segera menggalikan kuburan untuknya kemudian menimbunkan tanah ke atas jasadnya. Keesokan harinya, bumi telah memuntahkan jasadnya ke atas permukaan. Mereka pun kembali menggali kubur dan menimbun tetapi keesokan paginya bumi telah memuntahkannya lagi ke atas permukaan. Kemudian mereka menggali dan menguburnya lagi. Namun keesokan paginya bumi kembali memuntahkannya ke atas permukaan kemudian mereka pun membiarkan jasadnya terbuang. (HR Muslim)

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.: Bahwa beberapa orang munafik pada masa Rasulullah saw. selalu tidak ikut serta bila Nabi saw. pergi berperang. Mereka bergembira-ria dengan ketidakikutsertaan mereka bersama Rasulullah saw. Lalu apabila Nabi saw. telah kembali, mereka mengemukakan alasan kepada dia sambil bersumpah dan berharap mendapat kebanggaan dengan apa yang tidak mereka perbuat. Maka turunlah ayat: Janganlah sekali-kali kau menyangka, bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kau menyangka mereka akan terlepas dari siksa.(HR Muslim)

Imam Muslim menceritakan dari Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mati dalam keadaan tidak pernah berperang dan tidak pernah terbetik dalam dirinya, maka ia mati di atas cabang kemunafikan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua sifat yang tidak akan pernah tergabung dalam hati orang munafik: sikap luhur dan pemahaman dalam agama” (HR At-Tirmidzi).


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang menunaikan shalat berjama’ah selama 40 dengan memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan” (HR At-Tirmidzi).

Dari Anas Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tanda dogma ialah menyayangi orang-orang Anshar dan tanda munafik ialah membenci orang-orang Anshar"(HR Bukhori dan Muslim).

Demikianlah artikel kumpulan hadits perihal munafik lengkap dalam bahasa arab dan artinya. Insyaallah dengan memahami dalil hadist mengenai tanda tanda dan ciri orang munafik diatas, kita sanggup menjauhi sifat munafik yang menjerumuskan ke dalam api neraka. Wallahu a'lam.