Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lomba Kaligrafi Loketa Kecamatan Beji

 Seorang sahabat menghubungi saya untuk menjadi juri kaligrafi Lomba Kaligrafi LOKETA Kecamatan Beji


Seorang sahabat menghubungi saya untuk menjadi juri kaligrafi. Lomba kaligrafi tingkat SD. Saya sanggupi. Lomba diadakan di SDIT Darul Abidin Beji.

Semula saya menerka hanya lomba intern saja. Ternyata acaranya cukup besar. Pesertanya yakni SD Negeri/Swasta dikecamatan Beji. Acaranya bertajuk LOKETA (Lomba Keterampilan Agama). Diselenggarakan oleh Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia.

Ada 8 mata lomba yang dilombakan, termasuk kaligrafi. Untuk juri lomba kaligrafi saya ditemani ustadz Ahmad Solahuddin alumni Pesantren Qatrunnada.

Berikut ini catatan saya terkait lomba kaligrafi, siapa tahu bermanfaat untuk tumpuan lomba sejenis.

Materi yang dilombakan yakni menulis surah al Fiil. Tulisan utama yakni khat Naskhi. Waktu yang diberikan 2 jam.

Kriteria evaluasi yang dibentuk panitia yakni :
1. Ketepatan goresan pena (nilai 50%). Meliputi kebenaran kaidah khat, dan keakuratan penulisan.
2. Kerapihan goresan pena (30%) mencakup kebersihan dan keteraturan tulisan.
3. Variasi goresan pena (nilai 20%). Sebenarnya saya kurang paham dengan kriteria terakhir ini. Karena siswa hanya menulis dengan khat naskhi, tanpa variasi khat lain. Maka poin ini diisi dengan keindahan ornamen atau hiasan.

Peserta membawa alat tulis sendiri sedangkan panitia hanya menyediakan kertas gambar A3 yang sudah di stempel.

Pesertanya anak SD kelas 1 hingga kelas 3. Karena itu pesertanya terlihat kecil kecil. Namun mereka sangat bersemangat. Tampak anak anak ini begitu asyik berlomba. Beberapa diantaranya andal memakai kuas. Ada juga yang sudah andal memakai pena kaligrafi. Kebanyakan mereka bawa pena Artline dan Snowman ukuran 3 mm. Diantara mereka juga ada yang sudah siap dengan cetakan ornamen (mal). Yang menarik, banyak juga akseptor yang kidal (menulis dengan tangan kiri).

Penjurian


Sebelum mulai, juri diminta naik keatas panggung. Kemudian para juri membaca sumpah bersama sama, bahwa mereka akan melaksanakan penjurian dengan jujur, obyektif dan netral. Setelah disumpah, juri pribadi menuju ketempat lomba masing masing.

Pada lomba kaligrafi, juri hanya mengawasi saja. Kegiatan penjurian kaligrafi gres dilakukan sehabis karya terkumpul. Saat itulah para juri bekerja keras. Menilai sebaik mungkin dan seobyektif mungkin. Setelah selesai, hasil evaluasi saya dan hasil evaluasi juri lainnya di olah bersama. Hasilnya diputuskan bersama.

Apa yang terlihat dari karya anak anak ini?

Rata rata mereka mempunyai karya yang indah pada hiasan dan ornamen. Sedangkan pada ketepatan tulisan, mereka banyak yang luput. Banyak yang lupa meletakkan titik, atau kehilangan satu kata. Bahkan ada yang hiasannya anggun tapi belum selesai menulis ayatnya. Kesalahan yang sangat masuk akal dan dapat dimaklumi untuk tingkat anak SD.

Hanya saja, kesalahan tersebut menciptakan nilai mereka berkurang. Nilai ketepatan goresan pena diberi porsi besar oleh panitia. Sedangkan hiasan mempunyai poin nilai paling kecil. Maka hasilnya, banyak karya yang sangat anggun tetapi tidak dapat dipilih menjadi juara alasannya yakni mempunyai kesalahan positif dalam tulisan. 

Tentu hasil ini tidak dapat memuaskan semua orang. Mungkin ada yang merasa karya anaknya bagus, tetapi tidak juara. Tapi bagi saya, yang penting anak anak akseptor lomba telah berkarya. Dan mereka senang saat berhasil menyelesaikannya.
 Seorang sahabat menghubungi saya untuk menjadi juri kaligrafi Lomba Kaligrafi LOKETA Kecamatan Beji

 Seorang sahabat menghubungi saya untuk menjadi juri kaligrafi Lomba Kaligrafi LOKETA Kecamatan Beji

 Seorang sahabat menghubungi saya untuk menjadi juri kaligrafi Lomba Kaligrafi LOKETA Kecamatan Beji


Berikut ini karya karya yang cukup menonjol (yang mungkin menjadi juaranya) :