Kumpulan Hadits Ihwal Akidah Lengkap Bahasa Arab Dan Artinya
Kali ini akan dishare kumpulan hadits wacana keyakinan lengkap dalam goresan pena bahasa arab dan artinya. Hendaknya kita sebagai seorang muslim memahami apa hakikat keimanan yang benar dalam agama islam. Semua kasus iman, islam dan ihsan ini bisa kita temui di banyak sekali dalil baik ayat suci Al Alquran dan hadits Rasulullah SAW.
Pengertian keyakinan sendiri Secara bahasa berarti pembenaran hati, kemantaban hati atau percaya,. Sedangkan berdasarkan istilah, keyakinan yakni membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian keyakinan kepada ALLAH SWT yakni membenarkan dengan hati bahwa ALLAH SWT itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian ratifikasi itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Adapun secara syari’at, keyakinan berarti mengetahui ALLAH SWT dan sifat-sifatnya disertai dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua yang dilarang-Nya. Dengan begitu, seorang muslim bisa dikatakan mempunyai keyakinan yang tepat bila ia memenuhi semua unsur tersebut.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya wacana keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan verbal dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak sanggup dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak sanggup dipisahkan.
Pembahasan keyakinan ini sangatlah luas, kita bisa melihat banyak sekali dalilnya dalam kitab suci Al Alquran dan hadist hadist wacana iman. Dalam sebuah ayat Al Quran, ALLAH SWT berfirman sebagai berikut :
Iman sendiri berbgai macam, bila kita merujuk kepada rukun keyakinan dalam islam. Maka ada Iman kepada ALLAH SWT, Iman kepada malaikat, Iman kepada kitab ALLAH SWT, Iman kepada Rasul, Iman kepada hari simpulan serta Iman kepada qada dan qadar (takdir baik dan jelek dari ALLAH SWT).
Keimanan ini sangatlah penting sebab merupakan bekal kita kelak di akhirat. Seorang muslim yang beriman dan bertakwa kepada ALLAH SWT, maka insyaallah kita akan masuk dalam syurga dan ALLAH SWT ridho kepada kita.
Namun menjadi hamba yang beriman tidaklah mudah, terkadang keyakinan naik dan turun tidak menentu. Untuk itu perlu kiranya kita mempelajari sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits hadist wacana keyakinan biar kita selalu daam ketaatan dan amal shaleh.
Dan untuk lebih jelasnya simak berikut ini daftar kumpulan hadits wacana keyakinan islam dan ihsan lengkap dalam lafadz arab dan terjemahan bahasa Indonesianya.
Pengertian keyakinan sendiri Secara bahasa berarti pembenaran hati, kemantaban hati atau percaya,. Sedangkan berdasarkan istilah, keyakinan yakni membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian keyakinan kepada ALLAH SWT yakni membenarkan dengan hati bahwa ALLAH SWT itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian ratifikasi itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya wacana keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan verbal dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak sanggup dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak sanggup dipisahkan.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu yakni orang-orang yang hanya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurât: 15).
Iman sendiri berbgai macam, bila kita merujuk kepada rukun keyakinan dalam islam. Maka ada Iman kepada ALLAH SWT, Iman kepada malaikat, Iman kepada kitab ALLAH SWT, Iman kepada Rasul, Iman kepada hari simpulan serta Iman kepada qada dan qadar (takdir baik dan jelek dari ALLAH SWT).
Keimanan ini sangatlah penting sebab merupakan bekal kita kelak di akhirat. Seorang muslim yang beriman dan bertakwa kepada ALLAH SWT, maka insyaallah kita akan masuk dalam syurga dan ALLAH SWT ridho kepada kita.
Namun menjadi hamba yang beriman tidaklah mudah, terkadang keyakinan naik dan turun tidak menentu. Untuk itu perlu kiranya kita mempelajari sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits hadist wacana keyakinan biar kita selalu daam ketaatan dan amal shaleh.
Dan untuk lebih jelasnya simak berikut ini daftar kumpulan hadits wacana keyakinan islam dan ihsan lengkap dalam lafadz arab dan terjemahan bahasa Indonesianya.
Hadits Tentang Iman, Islam dan Ihsan Lengkap
حَدِيْثُ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النبي ص م بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ : مَاالْاِيْمَانُ؟ قَالَ : الْاِيْمَانُ اَنْ تُؤْمِنُ بِالله وَمَلَائِكَتِهِ وَبِلقَائِهِ وَبِرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالبَعْثِ،قَالَ:مَاالْاِسْلاَمُ؟ قَالَ: الْاِسْلاَمُ اَنْ تَعْبُدَاللهَ وَلَاتُشْرِكْ بِهِ وَتُقِيْمَ الصَّـلَاةَ وَتُؤَدِّىَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوْضَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ. قَالَ: مَاالْاِحْسَانُ؟ قَالَ : اَنْ تَعْبُدَاللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَأِنهُ يَرَاكَ. قَالَ: مَتَى السَّـاعَةُ؟ قَالَ: مَااْلمسْـئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّـائِلِ، وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ اَشْرَاطِهَا، اِذَا وَلَدَتِ الاَمَةُ رَبَّهَا، وَاِذَاَ تَطَاوَلَ رُعَاةُ الْاِبِلِ الْبَهْمُ فِى الْبُنْيَانِ، فِى خَمْسٍ لَايَعْلَمُهُنَّ اِلّااللهُ. ثُمَّ تَلاَ النَّبِىُّ ص م اِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السّـاعَةِ،الآية. ثُمَّ اَدْبَرَ. فَقَلَ: رُدُّوْهُ، فَلَمْ يَرَوْا شَيْئاً.فَقَلَ: هَذاَ جِبْرِيْلُ جَاءَ يُعَلِّمُ النَّاسَ دِيْنَهُمْ.
Artinya : Hadits Abu Hurairah ra. Dimana ia berkata : “pada suatu hari Nabi SAW. Berada di tengah-tengah para sahabat, kemudian ada seseorang tiba kepada dia lantas bertanya : “Apakah keyakinan itu?”. Beliau menjawab : “Iman yakni kau percaya kepada Allah dan malaikatNya, percaya dengan adanya pertemuan denganNya, dan dengan adanya rasul-rasulNya, dan kau percaya dengan adanya hari kebangkitan (setelah mati)”. Ia bertanya : “Apakah Islam itu?”. Beliau menjawab : “Islam yaitu kau yang menyembah kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa pada bulan ramadhlan”. Ia bertanya : “Apakah Ihsan itu?”. Beliau menjawab : “kamu menyembah Allah seolah-olah kau melihatNya, dan bila kau tidak bisa (seakan-akan) melihatNya maka (beryakinlah) bahwa sebenarnya Allah melihat kamu”. Ia bertanya : “Kapan hari simpulan zaman itu?”. Beliau menjawab : “Orang yang ditanya wacana hari simpulan zaman itu tidak lebih tahu daripada orang yang bertanya. Akan tetapi saya akan memberitahukan kepadamu wacana tanda-tandanya (yaitu)apabila seorang budak wanita melahirkan tuannya, apabila pengembala unta dan ternak berlomba-lomba dalam bangunan; dalam lima hal tidak mengetahuinya kecuali Allah”. Kemudian Nabi SAW. Membaca ayat (yang artinya) : “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan wacana hari kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang sanggup mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi maha mengenal”. Orang yang bertanya itu lantas pergi , kemudian dia bersabda : “itu yakni Jibril yang tiba untuk mengajarkan insan wacana agama mereka”. (HR Bukhari; Muslim ).
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى قَالَ أَخْبَرَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ.(رواه البخاري(
Artinya: ‘Abdullah ibn Musa telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa Hanzhalah ibn Abi Sufyan telah memberitakan kepada kami, dari Ikrimah ibn Khalid, dari ibn Umar r.a berkata: Rasulullah saw. telah bersabda: “Islam didirikan atas lima perkara, yakni bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah swt, dan Muhammad yakni utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji (ke Baitullah), dan berpuasa dibulan Ramadhan”. (H.R. Al-Bukhari)
حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعْهُ فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ الإِيْمَانِ
Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Nabi SAW melewati (melihat) seorang lelaki kaum Anshar yang sedang menasehati saudaranya sebab malu, maka Nabi SAW telah bersabda: Biarkanlah ia sebab sebenarnya aib itu sebagian dari iman.
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Iman yakni engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sebenarnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari simpulan hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari simpulan hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari simpulan maka hendaklah dia memuliakan tamunya" (Riwayat Bukhari dan Muslim)
حَدِيْثُ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَعِظُ اَخَاهُ فِيْ الحَيَاءِ فَقَالَ الحَيَاءُ مِنَ الْلأِيْمَانِ
Diriwayatkan dari Abu Umar Ra katanya : Nabi Saw mendengar seorang menasehati saudaranya dalam hal aib dan menganggap perbuatan itu buruk, kemudian Nabi Saw bersabda. ‘malu itu sebagian dari iman”
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً أَفْضَلُهَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَوْضَعُهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَان
“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang, keyakinan yang paling utama yakni persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan yang paling rendah yakni menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa aib yakni salah satu cabang dari keimanan.”(HR Bukhori, HR Muslim).
الايمان معرفة بالقلب و قول باللسا ن و عمل بالاركان (رواه الطبران)
Artinya : “Iman yakni ratifikasi dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.”(HR Thabrani)
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَ جَدَ حَلَاوَةَ الإِيْمَانِ: أنْ يَكُوْنَ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَاَنْ يُحِبَّ الْمَرْءُ لَا يُحِبُّحُ اِلَّا لِلهِ وَ اَنْ يَكْرَهَ اَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ اَنْ يُقْذَفَ فِى الْنَّا رِ. (رواه البخاري)
Artinya: Dari Anas r.a dari Nabi SAW, dia bersabda: tiga hal bila terdapat pada diri seseorang, maka ia mendapat manisnya iman, yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain, apabila ia menyayangi seseorang hanya sebab Allah, dan apabila ia benci untuk kembali ke dalam kekafiran sebagaimana bencinya untuk dicampakkan ke dalam neraka. (HR. Bukhari)
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak tepat keimanan salah seorang dari kalian hingga dia menyayangi (kebaikan) untuk saudaranya sesuatu yang dia cintai untuk dirinya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ شَارِبُهَا حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَا يَسْرِقُ السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَا يَنْتَهِبُ نُهْبَةً يَرْفَعُ النَّاسُ إِلَيْهِ فِيهَا أَبْصَارَهُمْ حِينَ يَنْتَهِبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ
“Tidaklah seseorang berzina dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang meminum minuman keras dikala meminumnya dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang melaksanakan pencuria dalam keadaan beriman dan tidaklah seseorang merampas sebuah barang rampasan di mana orang-orang melihatnya, dikala melakukannya dalam keadaan beriman.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ
“Tidak keimanan bagi mereka yang tidak mempunyai amanah.”
عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ - أَوْ تَمْلآنِ - مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا [رواه مسلم]
Dari Abu Malik, Al Harits bin Al Asy'ari' : Suci itu sebagian dari iman, (bacaan) alhamdulillaah memenuhi timbangan, (bacaan) subhaanallaah dan alhamdulillaah keduanya memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu yakni nur, shadaqah yakni pembela, sabar yakni cahaya, dan Al-Qur'an menjadi pembela kau atau musuh kamu. Setiap insan bekerja, kemudian dia menjual dirinya, kemudian pekerjaan itu sanggup menyelamatkannya atau mencelakakannya".(HR. Muslim)
عَنِ ابْنِ حَجَرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أْلإِيْمَانُ مَعْرِفَةٌ بِاْلقَلْبِ وَقَوْلٌ بِالِّلسَانِ وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ (رواه ابن ماجه والطبراني)
Artinya: “Dari Ibnu Hajar Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Iman yakni Pengetahuan hati, pengucapan verbal dan pengamalan dengan anggota badan” (H.R. Ibnu Majah dan At-Tabrani).
حَدِيْثُ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ اُمِرْتُ اَنْ اُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُوْلُوْا لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ فَمَنْ قَالَ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ عَصَمَ مِنِّيْ مَا لَهُ وَنَفْسَهُ اَلَّا بِحَقّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. Katanya : “Aku diarahkan supaya memerangi insan sehingga mereka mengucapkan dua kalimah syahadat. Siapa yang mengucapkannya berarti dia dan hartanya bebas dari saya kecuali dibenarkan oleh syariat dan segala-galanya terserahlah kepada Allah Swt untuk menentukannya.
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدِ اْلخُدْرِيِّ رَضِيَ الله ُعَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله ِصَلي الله عليه وسلم يَقُوْلُ : (( مَنْ رَّأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لمَّ ْيَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لمَّ ْيَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ )). رواه مسلم [ رقم : 49 ]
Artinya: “Dari Abu Sa’d Al-Khudriy Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulallah SAW berkata: barang siapa diantara kalian melihat suatu kemunkaran maka hendaknya dia merubah dengan kekuasannya, apabila dia merasa tidak bisa maka dengan lisannya, maka apabila dia tidak bisa hendaknya dia membenci kemunkaran tersebut dengan hatinya, yang demikian itu yakni tingkatan keyakinan yang paling lemah ” (H.R. Muslim).
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ ، أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ (رواه البخاري و مسلم)
Artinya: “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu: Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: barang siapa yang beriman kepada Allah hari simpulan maka hendaknya dia mengormati (tidak menyakiti) tetangganya (orang yang berada di sekelilingnya” . (H.R. Bukhari dan Muslim).
وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْأِيْمَانِ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra katanay: Rasulullah Saw bersabda : “Iman terdiri lebih dari tujuh puluh bagian, dan aib dalah salah satu dari bagian-bagian Iman.”
حَدِيْثُ اَنَسِ بن مالك رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : عَنِ النّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبُّ لِأَحِيْهِ اَوْ قَالَ لِجَارِهِ مَا يَحِبُّ لِنَفْسِهِ
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra katnya : Nabi Saw telah bersabda : “tidak tepat keyakinan seseorang itu, sebelum ia mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri.”
Demikianlah artikel mengenai kumpulan hadits wacana keyakinan lengkap bahasa arab dan artinya. Insyaallah semua daftar hadist Nabi Muhammad SAW diatas bermanfaat dan bisa menjadi tumpuan pengetahuan dalam memehami apa arti keimanan, islam dan ihsan yang benar. Wallahu a'lam.