Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Hadits Ihwal Ibu Lengkap

Pembahasan kali ini yaitu kumpulan hadits perihal ibu lengkap dalam bahasa arab dan artinya. Dalam agama islam tugas orang renta sangatlah penting. Islam mengajarkan kita untuk selalu berbakti kepada kedua orang renta terutama kepada ibu kita. Banyak sekali dalil Al Alquran dan hadist perihal ibu yang menjelaskan kedudukan ibu dalam islam dan bagaimana tingginya derajat seorang ibu yang melahirkan kita.

Kita diwajibkan utnuk selalu taat dan menuruti semua perintah ibu kita selama tidak mengajak kepada hal hal yang dihentikan oleh ALLAH SWT. Kewajiban berbakti kepada kedua orang renta termasuk ibu ini telah tercantum dalam Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam hadist hadits perihal ibu dijelaskan bagaimana perilaku kita seharusnya kepada ibu yang telah mengandung dan melahirkan kita.

Pembahasan kali ini yaitu kumpulan hadits perihal ibu lengkap dalam bahasa arab dan artin Kumpulan Hadits Tentang Ibu Lengkap

Lalu bagaimana budbahasa dan adat kita terhadap ibu kita. Juga dijelaskan larangan untuk menyakiti hati ibu kita. Mereka yang membentak, menyakiti dan durhaka kepada ibunya, maka kelak akan dimasukkan kedalam api neraka, sedangkan mereka yang taat, berbakti dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh orang tuanya selama mash dalam kebaikan, maka nirwana yaitu daerah baginya. inilah keutamaan berbakti kepada ibu kita.

Bahkan dapat dikatakan ibumu yaitu nirwana dan nerakamu, nirwana dan neraka tergantung bagaimana kita memperlakukan seorang ibu. Beginilah yang tertera dalam hadits Nabi perihal ibu yang manamerupakan kewajiban setiap muslim untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.

Nah, untuk selengkapnya simak dibawah ini daftar kumpulan hadits perihal ibu dalam islam lengkap goresan pena arab dan terjemahan bahasa indonesianya.

Hadits Tentang Ibu


يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

“wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak saya perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, kemudian yang lebih akrab setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari).

عن المغيرة بن شعبة قال : قال النبي صلى الله عليه و سلم : إن الله حرم عليكم عقوق الأمهات ووأد البنات ومنع وهات . وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jikalau kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Hadits shahih, riwayat Bukhari, no. 1407; Muslim, no. 593, Al-Maktabah Asy-Syamilah).

Mengenai dongeng Uwais Al Qorni yang sampai-sampai sobat Nabi sekelas Umar bin Khathab radhiallahu’anhu dan yang lainnya dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menemui Uwais. Hal ini disebabkan begitu hebatnya birrul walidain Uwais terhadap ibunya. Nabi bersabda:

إن خيرَ التابعين رجلٌ يقالُ له أويسٌ . وله والدةٌ . وكان به بياضٌ . فمروه فليستغفرْ لكم

“sesungguhnya tabi’in yang terbaik yaitu seorang lelaki berjulukan Uwais, ia mempunyai seorang ibu, dan ia mempunyai tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui ia untuk kalian” (HR. Muslim)

الشُّهَدَاءُ سَبْعَةٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ : الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ ، وَالْحَرِقُ شَهِيدٌ ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيد .

“Syuhada’ (orang-orang mati syahid) yang selain terbunuh di jalan Allah itu ada tujuh: Korban wabah tha’un yaitu syahid, mati karam yaitu syahid, penderita penyakit lambung (semacam liver) yaitu syahid, mati lantaran penyakit perut yaitu syahid, korban kebakaran yaitu syahid, yang mati tertimpa reruntuhan yaitu syahid, dan seorang perempuan yang meninggal lantaran melahirkan yaitu syahid.” (HR. Malik, Ahmad, Abu Dawud, dan al-nasai, juga Ibnu Majah).

 مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rizki, maka berbaktilah pada orang renta dan sambunglah tali silaturahmi (dengan kerabat).” (HR. Ahmad)

 عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى الله عليه وسلم : ان الله حرم عليكم عقوق الامهات ووأد البنات ومنع وهات وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال واضاعة المال (اخرجه البخاري)

"Dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah bersabda: “Sungguh Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (H.R.Bukhari).

عن ابنِ عبَّاسٍ أنَّهُ أتاهُ رجلٌ ، فقالَ : إنِّي خَطبتُ امرأةً فأبَت أن تنكِحَني ، وخطبَها غَيري فأحبَّت أن تنكِحَهُ ، فَغِرْتُ علَيها فقتَلتُها ، فَهَل لي مِن تَوبةٍ ؟ قالَ : أُمُّكَ حَيَّةٌ ؟ قالَ : لا ، قالَ : تُب إلى اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، وتقَرَّب إليهِ ما استَطعتَ ، فذَهَبتُ فسألتُ ابنَ عبَّاسٍ : لمَ سألتَهُ عن حياةِ أُمِّهِ ؟ فقالَ : إنِّي لا أعلَمُ عملًا أقرَبَ إلى اللَّهِ عزَّ وجلَّ مِن برِّ الوالِدةِ

“Dari Ibnu ‘Abbas, ada seorang lelaki tiba kepadanya, kemudian berkata kepada Ibnu Abbas: saya pernah ingin melamar seorang wanita, namun ia enggan menikah dengan saya. Lalu ada orang lain yang melamarnya, kemudian si perempuan tersebut mau menikah dengannya. Aku pun cemburu dan membunuh sang perempuan tersebut. Apakah saya masih dapat bertaubat? Ibnu Abbas menjawab: apakah ibumu masih hidup? Lelaki tadi menjawab: Tidak, sudah meninggal. Lalu Ibnu Abbas mengatakan: kalau begitu bertaubatlah kepada Allah dan dekatkanlah diri kepadaNya sedekat-dekatnya. Lalu lelaki itu pergi. Aku (Atha’) bertanya kepada Ibnu Abbas: kenapa anda bertanya kepadanya perihal ibunya masih hidup atau tidak? Ibnu Abbas menjawab: saya tidak tahu amalan yang paling dapat mendekatkan diri kepada Allah selain birrul walidain” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya shahih).

Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,

إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ

Sesungguhnya diriku yaitu tunggangan ibu yang sangat patuh. Apabila tunggangan yang lain lari, maka saya tidak akan lari.Orang itu kemudian bertanya kepada Ibn Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah saya telah membalas kebijaksanaan kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan dikala melahirkan.”

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جئْتُ أبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ، وَتَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ، فَقَالَ : ((اِرْخِعْ عَلَيْهِمَا؛ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا))

“Seseorang tiba kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan saya tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah menciptakan keduanya menangis.” (Shahih : HR. Abu Dawud, Baihaqi, Al Hakim).

نَّ اللَّهَ يوصيكم بأمَّهاتِكُم ثلاثًا، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بآبائِكُم، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بالأقرَبِ فالأقرَبِ

“sesungguhnya Allah berwasiat 3x kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, gotong royong Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, gotong royong Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling akrab kemudian yang dekat” (HR. Ibnu Majah, shahih dengan syawahid-nya).

Demikianlah kumpulan hadits perihal ibu lengkap bahasa arab dan artinya. Semoga dengan melihat hadist hadits Rasulullah SW diatas, kita menjadi anak yang cinta dan berbakti kepada kedua orang renta terutama ibu kita. Wallahu a'lam.