Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sekilas Sejarah Politik Islam Masa Pertama

Nabi Muhammad SAW memulai dengan dakwah bilhikmah di Mekah selama 12 tahun lebih namun hanya sebagian kecil penduduk Mekah yang mendapatkan Islam, Di Mekah umat Islam disiksa dan dikucilkan hingga kelaparan, Nabi berusaha mengajak penguasa di luar Mekah untuk mendapatkan Islam, Orang Madinah yang menyambutnya sehingga terjadi bait Aqabah pertama dan kedua, selanjutnya Muslimin Hijrah Ke Madinah. 

Di Madinah terjadi persaudaraan Muhajirin dan Anshar. Dari Madinah Nabi balasannya sanggup menaklukan Mekah yang menjadi Tanah kelahiran Muhajirin. Dan berbondong-bondong masyarakat mendapatkan Islam. 

Nabi memulai kekuasaan dari Madinah di mana penduduknya mengakuinya dan ada piagam Madinah. sebelum perang melawan kafir Qurays Umat Islam telah mempunyai wilayah kekuasaan di Madinah. Masyarakat Madinah mempunyai kehidupan normal, bertani, berdagang, berkeluarga, beternak. Makanya Nabi sanggup menawarkan pola hidupnya, mulai dari wilayah kekeluargaan, menyerupai nikah dan waris, wilayah ekonomi hingga problem pidana dan politik.

Pada masa itu, jazirah arab di kepung dua kekuatan yaitu Bizantium dan Persia. Keduanya ialah kekuasaan yang menyengsarakan Rakyatnya. Melihat kekuatan Madinah semakin besar Romawi berusaha menghancurkannya sebelum semakin besar, namun Allah berkehendak lain. Pada Masa Khalifah Umar bin khatab Bizantium dan Persia Takluk. Rakyat pun lebih senang, alasannya terbebas dari para penguasa yang zdalim. 



(Yang perlu kita pahami ialah kondisi sosial politik sebelum periode liberalisme bangsa-bangsa, sebelum tercetusnya politik bangsa-bangsa, syah secara politik internasional untuk menaklukan wilayah lain. Dalam memandang Sejarah kita perlu juga melihat kondisi sosial-budaya-politik pada masanya.)

Khalifah pertama ialah Abu Bakar, ditunjuk dan dibaiat oleh umat Islam sehabis adanya janji sehabis bermusyawarah, Umar Sendiri menjadi Amirul Mukminin alasannya ditunjuk pribadi oleh Abu Bakar.

Sebelum Wafat alasannya sakit sehabis ditikam oleh mantan budak persia ketika mengimami Shalat, Amirul Mukminin Umar Bin Khatab menunjuk beberapa sahabat untuk bermusyawarah menentukan penggantinya. Dan terpilihnya Utsman Bin Affan, seorang zuhud namun kaya raya alasannya kejeniusannya dalam berbisnis dan tak perlu diragukan lagi keimanannya. 

Namun, ada kekurangan Utsman dalam berpolitik, yaitu terkesan mementingkan keluarganya. menjelang simpulan 12 tahun pemerintahan Utsman, banyak keluhan dari masyarakat. Singkatnya cerita, terjadi demonstrasi massa di depan rumah Ustman. Timbul perusuh yang menciptakan kekacauan, massa menerobos masuk rumah Ustman dan memukul pemimpin mereka sendiri hingga tewas. 
Selam 4 hari amuk massa membanjiri Madinah. ketika keributan mulai surut, para pemimpin massa menyampaikan tidak akan keluar hingga khalifah gres diangkat sebagai seorang yang sanggup dipercaya. Akhirnya Ali RA, menantu Rasulullah saw yang diangkat menjadi khalifah keempat.

Muawiyah, yang merupakan gubernur Damaskus yang dipilih Ustman dan satu klan dengan Ustman, menuntut Ali menangkap dan membunuh para pembunuh Ustman. Namun bagaimana sanggup menangkap pembunuh yang tergabung dalam massa? Tak seorangpun tahu persis siapa yang bergotong-royong telah melaksanakan pembunuhan. Selain itu para perusuh yang membunuh Utsman sendiri pada awalnya ialah korban ketidak adilan dan penindasan. Mereka tiba ke Madinah dengan keluhan yang sah.

Ali memutuskan akan mengawali dengan menyerang korupsi. Ali memecat semua gubernur dan mengangkat yang baru, namun tidak ada yang baiklah mundur.

Disisi lain di Makkah, Aisyah istri Rasulullah saw, berpihak kepada Muawiyah menuntut pertanggungjawaban pembunuh Ustman. Aisyah menyerukan Jihad melawan Ali, dan sebaliknya Ali juga menyerukan Jihad melawan Aisyah. TERJADILAH PERANG JAMAL. perang pertama, Muslim melawan Muslim.  namun pada balasannya terjadi perundingan dan terjadi perdamaian.

Sementara Gubernur Damaskus, Muawiyah secara resmi menolak setia kepada Ali dan malah menyatakan kekhalifahan ialah miliknya.  



Terjadilah Perang saudara kedua, PERANG SIFFIN, dengan jumlah yang lebih besar. Muawiyah Gubernur Damaskus Melawan ALI.

Perang saudara ini berdasarkan beberapa sumber mengakibatkan 65 ribu korban tewas. 

Saat pasukan Ali mulai terlihat menang, Muawiyah merancang siasat untuk mehentikan mereka. Dia menyuruh Prajurit menancapkan AlQuran di ujung tombak mereka dan menyuruh prajurit berbaris di belakang para penghafal yang melantunkan ayat Alquran. Akhirnya Ali baiklah berunding.

Ketika wakil-wakil kedua pemimpin bertemu, mereka setuju bahwa keduanya (Muawiyah dan Ali) Setara. Muawiyah memerintah suriah dan Mesir. Ali memerintah selebihnya.

Namun ini malah menciptakan pengikut Ali yang paling berkomitmen, malah memisahkan diri dari Ali dan berbalik memusuhinya, mereka lalu disebut sebagai KHAWARIJ.  

Pada tahun 40 H, Ali dibunuh oleh seorang Khawarij muda.

Kematian Ali bin Abi Thalib, menimbulkan Muawiyah sebagai pemimpin Tunggal dan dimulailah ERA DINASTI MUAWIYAH. Sementara itu masih ada dua kekuatan lain yaitu Khawarij dan Pengikut Ali (Syiah).

Referensi: 
Abazhah, Nizar, Ketika Nabi di Kota; Kisah sehari-hari Nabi di Madinah, (Jakarta: Zaman), 2010
Ansary, Tamim, Dari Puncak Baghdad Sejarah Dunia versi Islam, (Jakarta: Zaman), 2012


Sumber https://islamwiki.blogspot.com/