Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Hadits Perihal Hati (Qolbu) Lengkap

Kali ini akan dishare kumpulan hadits wacana hati (qolbu) lengkap bahasa arab dan artinya. Hendaknya hadist hadist wacana hati ini dipelajari dan dipahami semoga kita mengerti bagaimana cara menata hati dan membersihkannya dari segala sifat sifat tercela menyerupai hasud, iri, dengki, riya, sombong, ujub, kikir dan lain sebagainya.

Selain sebagai sumber kebaikan fisik, hati juga menjadi penentu nilai final amal. Jika hati tidak selamat dari kotoran dan penyakit, maka amal shaleh tidak akan dicatat sebagai kebaikan. Termasuk ke dalam persoalan ini ialah niat hati dalam melaksanakan amal. Maka, orang yang hatinya selamat (qalbun salim), dialah yang akan menerima nilai final amal yang baik, dialah yang akan menghuni nirwana Allah SWT.

Jika kita paham bagaimana cara menata hati, maka insyaallah kita akan selamat dan senang dunia akhirat. Hal ini dikarenakan kalau hati baik, maka oke anggota tubuh yang lain. Jika hati rusak, maka rusak pula yang lainnya. Baiknya hati dengan mempunyai rasa takut, rasa cinta pada ALLAH SWT dan tulus dalam niat. Rusaknya hati ialah alasannya ialah terjerumus dalam maksiat, keharaman dan kasus syubhat (yang masih samar hukumnya).

Banyak sekali dalil dalil baik ayat suci Al-Quran dan hadits wacana hati menyerupai yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Dalam salah satu ayat Al-Quran, ALLAH SWT berfirman sebagai berikut :

(يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89

Artinya : “(Yaitu) pada hari harta dan belum dewasa pria tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. asy-Syu’ara: 88-89).

Dalam ayat lainnya,

Artinya : “Mereka itu ialah orang-orang yang dicoba hatinya oleh Allah untuk takwa” (QS.Al-hujurat:3).

Selain ayat diatas, masih banyak dalil hadits Nabi SAW yang bisa dijadikan anutan dalam memahami persoalan hati insan ini. Didalamnya dijelaskan banyak hal menyerupai mengatasi hati yang keras dan mati, cara membersihkan penyakit hati dari banyak sekali kotoran dan sifat yang jelek, kemudian bagaimana semoga hati yang gelisah menjadi hening dan banyak lagi.

Adapun diantara yang mengakibatkan matinya hati itu ialah alasannya ialah tiga kasus yaitu Hubbul dunia (cinta dunia), Lalai daripada zikirullah (mengingati ALLAH SWT) serta banyak makan dan menjatuhkan anggota tubuh kepada maksiat kepada ALLAH SWT.

Kali ini akan dishare kumpulan hadits wacana hati  Kumpulan Hadits Tentang Hati (Qolbu) Lengkap
.
Sedangkan diantara yang mengakibatkan hidupnya hati antara lain ialah zuhud dengan dunia, zikrullah (berdzikir kepada ALLAH SWT) serta Bergaul atau berkawan dengan aulia ALLAH SWT dan orang orang sholeh.

Dan untuk lebih jelasnya, simak berikut ini daftar kumpulan hadits wacana hati lengkap dalam goresan pena arab dan terjemahan bahasa Indonesianya.

Kumpulan Hadits Tentang Hati Lengkap Bahasa Arab dan Artinya


Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, ia berkata sebenarnya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“Sesungguhnya hati semua insan itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memalingkan hati insan berdasarkan kehendak-Nya.” Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa; “Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik” [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu] (HR. Muslim no. 2654).

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh insan terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah (segumpal daging) itu ialah hati..” (HR. Muslim).

Doa Nabi shallallahu ‘alahi wasallam yang sering dia ucapkan adalah,

اَللَّهُمَّ مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ

“Ya Allah, Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku ini pada agama-Mu”

Dan di antara doa dia juga adalah,

وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا

“Aku memohon kepada-Mu hati yang bersih.” (Diriwayatkan oleh Ahmad [4/123, 125]; At- Tirmidzi, nomor 3407 dan An-Nasa’i, nomor 1305)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَشَارَ بِأَصْبَعِهِ إِلَى صَدْرِهِ

Artinya:“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad atau bentuk kamu, akan tetapi Dia melihat kepada hati kamu”, dia menunjuk ke dadanya dengan telunjuknya.” (Muslim, no. 2564)

Imam Ahmad, telah meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari Anas radhiyallahu ‘anhu. Ia bertutur, “Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,

لاَ يَسْتَقِيْمُ إِيْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ قَلْبُهُ

“Iman seseorang tidak akan lurus (benar) sebelum hatinya lurus.” (Al-Musnad, hadits no.13079)

لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَشَدُّ انْقِلاَبًا مِنَ الْقَدَرِ إِذَا اجْتَمَعَتْ غَلْيًا

“Sungguh hati insan itu lebih cepat bolak-baliknya daripada periuk ketika sedang sangat mendidih” (H.R. Ahmad).

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jika seorang hamba berbuat sebuah dosa, maka akan ditorehkan sebuah noktah hitam di dalam hatinya. Tapi kalau ia meninggalkannya dan beristigfar pasti hatinya akan dibersihkan dari noktah hitam itu. Sebaliknya kalau ia terus berbuat dosa, noktah-noktah hitam akan terus bertambah hingga menutup hatinya. Itulah dinding epilog yang Allah sebutkan dalam ayat, ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu menutup hati mereka.’ (QS.al-Muthaffifin: 14).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَ رِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdirrahman bin Syahrin radhiyallahu ‘anhu, ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (Diriwalatkan Muslim)

إِنَّ هذَهِ الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ قِيْلَ فَمَا جَلاَؤُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ

“Sesungguhnya hati ini berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Ditanyakan, ‘Apa pembersihnya wahai Rasulallah?’ Rasul menjawab, ‘Membaca al-Quran’.” (H.R. al-Qadlā’iy).

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kau kepada Allah, iringilah keburukan dengan kebaikan dan berakhlaklah kepada insan dengan budbahasa yang baik!” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi).

إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا

“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad 3: 257)

Selanjutnya Anas berkata, “Maka Abdullah menceritakan bahwa selama 3 hari bersama cowok tersebut, dia tidak melihatnya melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) sedikitpun. Yang dia lakukan hanyalah bertakbir dan berzikir setiap kali dia terjaga dan menggeliat di atas kawasan tidurnya hingga dia bangkit untuk shalat shubuh. Selain itu, Abdullah berkata, ‘Hanya saja, saya tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik. Setelah 3 hari berlalu dan hampir saja saya meremehkan amalannya, saya berkata kepadanya, ‘Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah ada pertengkaran antara saya dengan bapakku, dan tidak pula saya menjauhinya. Sebenarnya, saya hanya mendengar Rasulullah berkata wacana engkau tiga kali, ‘Akan muncul di hadapan kalian ketika ini seorang pria calon penghuni surga.’ Dan ternyata engkaulah yang muncul sebanyak 3 kali itu. Karena itu, saya jadi ingin tinggal bersamamu semoga saya bisa melihat apa yang engkau lakukan untuk kemudian saya tiru. Akan tetapi, saya tidak melihat engkau melaksanakan amalan yang besar. Lantas, amalan apa sebenarnya yang bisa memberikan engkau kepada kedudukan sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah?’ Orang tersebut berkata, ‘Aku tidak melaksanakan kecuali apa yang kau lihat.’ Maka ketika saya telah berpaling (pergi), dia memanggilku dan berkata, ‘Sebenarnyalah saya memang tidak melaksanakan apa-apa selain yang engkau lihat. Hanya saja, selama ini saya tidak pernah merasa dongkol dan dendam kepada seorang pun dari kaum muslimin, serta tidak pernah menyimpan rasa hasad terhadap seorang pun terhadap kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya.’ Maka Abdullah berkata, ‘Inilah amalan yang membuatmu hingga pada derajat tinggi, dan inilah yang tidak bisa kami lakukan.'” (HR. Ahmad)

“Ya Rasulullah! siapakah orang yang terbaik itu? maka dia menjawab : yaitu orang mukmin yang higienis hatinya, maka ditanyakan lagi : apakah artinya orang yang higienis hatinya itu wahai Rasulullah? dia kemudian menjawab : ialah orang yang takwa, higienis tidak ada kepalsuan padanya, tak ada kedurhakaan, pengkhianatan, dendam dan kedengkian”. (HR. Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata, “Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah. Tiba-tiba dia berkata, ‘Akan lewat di hadapan kalian ketika ini seorang calon penghuni surga.’ Lalu lewatlah seorang cowok Anshar dalam keadaan dari jenggotnya menetes sisa-sisa air wudhu dan tangan kirinya menenteng sandal. Pada keesokan harinya, Rasulullah bersabda lagi persis sebagaimana sabdanya kemarin, kemudian lewatlah cowok tersebut dengan keadaan persis dengan keadaannya yang kemarin. Dan pada hari yang ketiga Rasulullah mengulang lagi sabdanya menyerupai sabdanya yang pertama dan cowok itu pun muncul lagi dengan keadaan menyerupai keadaannya yang pertama. Maka, ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash segera mengikuti cowok tersebut (ke rumahnya), kemudian berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya antara saya dan bapakku telah terjadi perselisihan, maka saya bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama 3 hari. Jika engkau tidak keberatan, saya ingin menumpang padamu selama 3 hari tersebut.’ Pemuda tersebut berkata, ‘Ya, tidak apa-apa.'”

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya: ‘Siapakah orang yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Setiap orang yang higienis hatinya dan benar ucapannya.’ Para sobat berkata, ‘Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang higienis hatinya?’ Rasulullah menjawab, ‘Dia ialah orang yang bertakwa (takut) kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya, serta tidak ada pula dendam dan hasad.’ (Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, dikeluarkan oleh Ibnu Majah no.4216 dan Ath-Thabrani)

”Hati orang mukmin itu higienis di dalamnya ada lampu yang bersinar dan hati orang kafir itu hitam dan terbalik ”(HR. Ahmad & Thabrani).

"Sesiapa yang melaksanakan satu dosa, maka akan tumbuh pada hatinya setitik hitam, sekiranya dia bertaubat akan terkikislah titik hitam itu daripada hatinya. Jika dia tidak bertaubat maka titik hitam itu akan terus merebak hingga seluruh hatinya menjadi hitam."(Hadis riwayat Ibn Majah)

Demikianlah dafta kumpulan hadits wacana hati (qolbu) lengkap bahasa arab dan artinya. Semoga semua dalil hadist Nabi Muhammad SAW diatas bermanfaat dan menimbulkan kita lebih bisa menata hati kita semoga selalu higienis dan terbebas dari segala kotoran/penyakit hati. Wallahu a'lam.