Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Doa Sehabis Shalat Tarawih

Shalat Tarawih atau qiyamulail pada bulan Ramadhan merupakan salah satu amalan sunnah sebagai pelengkap ibadah di bulan yang di berkati ini. Sudah menjadi budaya bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid-masjid atau mushola. Ini yaitu budaya yang merupakan bid'ah hasanah yang pertama kali dipelopori oleh Umar Bin Khatab.

Dari 'Abdurrahman Al Qari, dia berkata, "Pada sebuah malam Ramadhan, saya keluar bersama 'Umar bin Al Khattab radhiyallaahu'anhu ke masjid. Orang-orang ternyata terpecah berkelompok-kelompok. Ada seorang pria yang shalat sendirian. Ada pula yang shalat sendirian. Ada pula yang shalat sendirian kemudian beberpa orang mengikutinya. 'Umar kemudian berkata, "Sungguh saya mempunyai pandangan seandainya kukumpulkan mereka di bawah satu pembaca (imam), pasti akan lebih baik.' Dia ('Umar) kemudian bertekad dan menyatukan mereka di belakang Ubay bin Ka'b. Pada suatu malam yang lain, saya keluar bersamanya di mana orang-orang sedang shalat bersama imam mereka. 'Umar berkata, "ini yaitu sebaik-baik bid'ah. Adapun yang tidur pada ketika ini lebih baik daripada yang sedang shalat-maksudnya, mengerjakannya di selesai malam lebih baik-karena ketika itu orang-orang mengerjakannya pada awal malam. (Shahih: {Mukhtashar Shahih Al Bukhari no.986} {Muwaththa' oleh Imam Malik (85, no.247). Sahih al bukhari (fat-hul baari) (IV/250, no.2010)).

Selain melaksanakan shalat tarawih, khususnya di Indonesia juga telah membudaya melakukan doa secara bersamaan setelah shalat tarawih  maupun ketika di sela-sela pergantian shalat. Doa yang biasanya diucapkan yaitu:
أشهد أن لا إله إلا الله، وأستغفر الله أسألك الجنة، وأعوذ بك من النار
Namun berdasarkan beberapa sumber, doa ini tidak mempunyai dalil yang shahih. Doa ini berdasarkan dari sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah sendiri berkomentar: Andaikan shahih dapat menjadi dalil. . Sanad hadis ini dhaif alasannya yaitu adanya perawi Ali bin Zaid bin Jada’an. 

Adapun doa sehabis Tarawih yang mempunyai dalil yang shahih yaitu:
Doa yang dibaca sehabis shalat witir sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat:
 عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَلَا يُسَلِّمُ إِلَّا فِي آخِرِهِنَّ وَيَقُولُ يَعْنِي بَعْدَ التَّسْلِيمِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا 
 “Dari Ubay bin Kaab ia berkata: Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam dalam sholat witir (pada rakaat pertama) membaca Sabbihisma Rabbikal A’la dan pada rakaaat kedua membaca Qul yaa Ayyuhal Kaafiruun dan pada rakaat ketiga membaca Qul Huwallahu Ahad, ia tidak melaksanakan salam kecuali pada rakaat terakhir. Dan sehabis salam ia mengucapkan: 
Subhanal malikil quddus, tiga kali.” (HR. Nasa’i No 1683)

Sesuai hadits riwayat Abu Dawud, Al-Tirmidzi dan al-Nasa-i, dari Ali ra.  bahwasanya Nabi Saw biasa membaca doa pada selesai shalat Witir-nya dengan bacaan doa sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَأَعُوْذُ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِىْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya saya mohon pertolongan dengan keridlaanMu dari kemurkaanMu; Aku mohon pertolongan dengan pengampunanMu dari siksaanMu; Aku berlindung kepadaMu dari Mu; Aku tidak menghitung kebanggaan atasMu Sebagaimana Engkau telah memuji atas diriMu sendiri”.

Al-Nasa-i dalam kitabnya “Matn ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah” meriwayatkan hadits mengenai do’a sehabis shalat Witr tersebut dari ‘Ali ra., ia berkata: “Aku pernah bermalam dengan Rasulullah Saw pada suatu malam, maka saya mendengar Nabi Saw apabila selesai mengerjakan shalat Witr, ia merebahkan badannya sambil membaca doa tersebut”.(Al-Nasa-i, Matn ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah, 261. Hadits tersebut juga di muat di banyak sekali kitab di antaranya Ibn al-Qayyim, Zad al-Ma’ad,Vol.I, 88. Dan Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Vol.I, 166.)
wallahu a'lam
(sumber: Asssunah@yahoogroup, konsultasisyariah.com, ad-dai.blogspot.com)


Sumber https://islamwiki.blogspot.com/